INDOSIBER.ID – Pengajian rutin hari selasa sekaligus dalam rangka memperingati bulan muharram di Masjid Al-Muna kampung Bongas kali ini diisi oleh Tausyah Ustadzah Hj. Elis Nurhasanah Muslimah pengurus majlis ta’lim Khoerul Huda Adamiri Majalaya Bandung saudara perempuan dari Wakil Bupati Tasikmalaya H. Cecep Nurul Yakin, S.Pd., M.A.P.
Pembacaan do’a pembuka oleh ustad Abdul Wahid dan untuk Qori dikumandangkan oleh Ratu Indah Purnama Qori peraih juara terbaik di kabupaten Tasikmalaya.
Dengan mengumandangkan Quran Surah Al-Ma’arij, pengajian rutin hari selasa sekaligus dalam rangka memperingati bulan muharram di Mesjid Al-Muna kampung Bongas kali ini dihadiri juga oleh Kepala Desa Sukakrsa Elang Suherlan.
Setelah pembacaan Kitab suci Al-Quran dilanjutkan dengan Tausyah oleh ustadzah Hj. Elis Nurhasanah Muslimah
Gaya ceramah Hj. Elis Nurhasanah atau yang akrab disapa Teteh Hj berhasil menghibur sekaligus memberikan ilmu baru tentang ketakwaan dan keimanan kepada masyarakat yang hadir dalam Tabligh Akbar 1 Muharram 1446 Hijriyah Di Masjid Al-Muna Kampung.Bongas desa Sukakarsa Kecamata Sukarame Kabupaten Tasikmalaya.
Dengan celetukan dan guyonan khasnya, Teteh Hj berhasil membawakan ceramahnya menjadi ringan dan penuh canda tawa namun tetap sarat makna dalam menyambut 1 Muharram 1446 Hijriyah, Selasa (9/7/24) siang yang mulai sejak pukul 12:30WIB – 15:16 WIB.
Ustadzah Hj. Elis Nurhasanah Muslimah
mengatakan kemurahan hati Allah SWT menjamin semua makhluk hidup mendapatkan Ar-Rahman dari-Nya, namun tidak semua makhluk mendapat Ar-Rahim dari-Nya,
“Tahadduts bin Ni’Mah
keberadaan nikmat dan karunia yang diberikan Allah Swt. kepada hamba-Nya, selain merintahkan untuk bersyukur, Allah Swt. juga memerintahkan untuk menceritakan nikmat bagi seseorang yang telah menerimanya. Di sinilah kata Tahadduts Bin Ni’Mah berperan. Sebuah istilah yang umum dipakai oleh seseorang untuk menceritakan nikmat yang telah diterimanya dengan tujuan dapat diambil hikmah bagi setiap orang yang mendengarnya,” kata Hj Elis dalam Tauziah nya.
“Sungguh, manusia berada dalam kerugian” adalah ayat kedua dari surat Al Ashr dalam Al Quran. Ayat ini menyatakan bahwa manusia akan merugi di dunia dan di akhirat, kecuali mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Kerugian yang dimaksud adalah bahwa manusia menyia-nyiakan waktu dengan bersenda gurau dan bermalas-malasan, sehingga mereka kehilangan peluang untuk melakukan hal baik, seperti mengingat Allah SWT,”
“Orang yang paling merugi adalah orang yang melakukan perbuatan-perbuatan yang batil, melanggar syariat Allah, dan tidak diridhoi Allah.(Qs Al-‘Asr)”
“Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi maha Penyayang (QS t At-Taubah),”
“Puasa Muharram merupakan ibadah sunnah yang sangat dianjurkan dan memiliki banyak keutamaan bagi umat Islam. Dengan menjalankan puasa ini, umat Islam dapat memperoleh pahala besar, pengampunan dosa, serta berbagai manfaat lainnya.
menjalankan puasa di bulan pertama dalam kalender hijriah ini bahkan lebih utama dari puasa bulan Sya’ban.
Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah SAW,”
“Hanya mereka yang bersungguh-sungguh untuk beriman dan bertakwa kepada Allah SWT yang bisa mendapat Ar Rahim, terlebih mereka yang duduk dalam majelis ilmu seperti ini,” ucap Hj. Elis Nurhasanah Muslimah
Dirinya juga mengingatkan agar jangan sekali-sekali kita sebagai manusia bersifat sombong karena kekuasaan dan kewenangan karena Allah SWT mampu merampasnya dalam sekejap mata.
“Kita ibarat lampu dinding yang ketika masanya habis maka padamlah dia, sungguh kita adalah makhluk yang fana di hadapan Allah,” tambahnya dihadapan tamu yang hadir.
“Man ahabbaka nashohaka”
“barang siapa mencintaimu, maka dia akan menasihatimu” (kitab Mahfudzat),”
Tak lupa Teteh Hj juga menerangkan tentang Tafsir Jalaluddin: Jalaluddin Al-Mahalli dan Jalaluddin As-Suyuthi
Al-Jalalain artinya dua Jalal. Dinamakan demikian, karena kitab tafsir ini ditulis oleh dua orang ulama terkenal yaitu Imam Jalaluddin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Al-Mahalli. Beliau lahir di Mesir pada tahun 771 H dan meninggal dunia pada tahun 864 H di Mesir. Penulis kedua adalah Imam Jalaluddin Abul Fadhl ‘Abdurrahman bin Abu Bakr bin Muhammad bin Abu Bakr Al-Khudhairy Ath-Thuluuni Al-Mishri Asy-Syafi’i, biasa disebut dengan Imam As-Suyuthi. Beliau lahir setelah Maghrib pada malam Ahad bulan Rajab tahun 849 H dan wafat pada malam Jumat 19 Jumadal Ula di rumahnya di Mesir dalam usia 61 tahun pada tahun 911 H.
Awalnya Jalaluddin Al-Mahalli menulis tafsir ini mulai dari surah Al-Kahfi sampai surah An-Naas. Dan ketika menyelesaikan tafsir surah Al-Fatihah, beliau wafat. Lalu Jalaluddin As-Suyuthi pun melanjutkannya. Beliau menulis dari tafsir surah Al-Baqarah hingga surah Al-Isra,” tutup Hj Elis.
Ibu Atikah salah satu jamaah mengaku sangat gembira sebab masyarakat sangat antusias untuk ikut dalam Tabligh Akbar seperti ini. Ia mengatakan peringatan 1 Muharram hendaknya dimaknai untuk membuka lembaran baru dan mengisi lembaran tersebut dengan amal dan perbuatan baik.
“Mari kira tinggalkan catatan-catatan lama di masa lalu dan di 1 Muharram ini kita akan menjadi pribadi yang lebih baik serta memggoreskan tinta yang baik,” tutur Atikah.
Sementara itu, BPD Sukakarsa, Ai Priatin S.Pd, mengucapkan selamat memperingati tahun baru Islam 1446 Hijriah. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada masyarakat kampung bongas dan semua pihak yang telah mendukung dan berpartisipasi dalam acara tersebut.
“Melalui acara ini, diharapkan masyarakat Kampung Bongas dapat memahami makna dari menyambut tahun baru Islam,” tutur BPD Sukakarsa Ai Priatin S.Pd.
(HARUN)